Fransiskus Assisi – Seorang Guru ‘Excellent’

0

Vox Creaturae

Fransiskus menaruh rasa hormat yang men­dalam terhadap segala sesuatu yang diciptakan Allah. Ia tidak membedakan ciptaan yang material atau spiritual –yang ‘animate atau inanimate’. Semua ciptaan yang dapat ia lihat, ia dengar, ia cium dan yang dirasakan berasal dari satu sumber ialah Allah sang Pencipta. Semua ciptaan diasosiasikan pada imaginasi biblis, misalnya batu karang (Mzm 60), sumber air hidup (Yer. 2), Tuhan gunung batu yang kekal (Yer), pokok anggur (Yoh). Relasi Fransiskus dengan binatang pun diakrabi seperti halnya ia akrab dengan sesama manusia. Ikan dinasihati supaya hati-hati jangan sampai terperangkap kedua kalinya. Burung ditegurnya karena mengganggu ketika Fransiskus berbicara tentang anak domba Allah yang menebus dunia. Serigala yang ganas diajak berdamai dan dinasihati jangan galak-galak kepada penduduk Gubbio. Kalau berjalan di air ia hati-hati jangan sampai menyakitinya. Pada kesempatan lain ia sempat memberi makan saudara api, sehingga ada saudara yang cemas akan hal itu.

Karena relasi Fransiskus yang begitu akrab dengan alam, para saudara tidak heran bila melihat Fransiskus ketika berada di tengah alam ia bergembira, memandang alam dengan riang, seolah-olah ia sudah tidak lagi di dunia, tetapi di surga (LP 88). Dalam Kidung Matahari, ia membuat personifikasi terhadap alam, sehingga alam disebut sebagai saudara-saudari. Dalam ’itenerarium mentis te Deum’ Santo Bonaventura menyebutkan bahwa Allah meninggalkan jejaknya pada alam yang berfungsi sebagai tangga ke atas. Roh-jiwa menuju Allah melewati jejak dan menaiki tangga yang berupa alam ciptaan.

Bruder MTB Pendidik Berjiwa Fransiskan

Diberitakan dalam harian Kompas (7/11/19) bahwa presiden baru menghendaki adanya reformasi besar-besaran di bidang pendidikan untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusa yang unggul, produktif dan berdaya saing di kancah global. Tentu para pendidik akan mendukung gagasan presiden tersebut. Karena bila generasi penerus tidak ‘well educated’, dikhawatirkan mereka akan kalah dalam kancah dunia dan malahan bisa jadi kesasar. ‘A child miseducated, is a child lost’ (JF Kennedy). Gubernur Kalimantan Barat menyebutkan 24,7% anak usia 15-19 tahun terpaksa dinikahkan karena hamil (Tribun, Mei 2019). Surat kabar yang sama menyebutkan juga ada seorang pelajar puteri menjadi korban perkosaan teman-temannya yang sedang mabuk (Tribun, September 2019). Berita menyedihkan, tetapi bukan isapan jempol. Bagi Bruder MTB, suara … perbaikilah gerejaKu yang akan roboh, haruslah menjadi motivasi untuk melaksanakan karya pendi­dikan; bukankah para saudara dipanggil untuk menyembuhkan yang luka, menyatukan yang remuk dan memanggil yang tersesat (AD.30)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *